25 Mei 2013

Malaysia, Korea Selatan, dan Pakistan Beli Pesawat Anti Peluru



Perusahaan kebanggaan nasional, PT Dirgantara Indonesia yang mengikuti  Airshow The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition di Kuala Lumpur belum lama ini telah menarik minat pihak Malaysia untuk membeli 4 pesawat. Dirgantara Indonesia pun sedang menyiapkan pesawat CN235-200 anti peluru khusus bagi perdana menteri.
Pesawat tempur buatan Dirgantara Indonesia (Sumbr foto: http://www.google.com/)
Pesawat tempur buatan Dirgantara Indonesia (Sumbr foto: http://www.google.com/)
Vice President Sales and Marketing PT Dirgantara Indonesia  Arie Wibowo mengungkapkan bahwa Malaysia akan membeli 4 pesawat yakni 2 CN295 MPA dan 2 pesawat CN235 ASW.
“CN295 itu untuk kendaraan angkut militer,  kargo sedangkan CN235 ASW merupakan pesawat anti kapal selam.  CN 235ASW baru Turki yang punya,” tutur Arie.
Sementara itu, Malaysia juga menginginkan agar Dirgantara Indonesia melakukan upgrade Pesawat CN 295 yang sudah dibeli beberapa tahun lalu untuk dijadikan pesawat militer.
“Mereka juga ingin mengupgrade pesawat CN 295 yang sudah mereka beli dari Dirgantara Indonesia  beberapa tahun lalu untuk dijadikan CN295 MPA atau untuk militer,  hal ini dilakukan karena Malaysia sedang mengatasi ketegangan di Sabah,” tandasnya.
CN235-200 anti peluru bagi Perdana Menteri Malaysia 
130408-01b
Selain membeli pesawat, pemerintah Malaysia pun meminta  PT Dirgantara Indonesia untuk membuat pesawat khusus VIP yang akan digunakan oleh Perdana Menteri Malaysia. Pihak  Korea Selatan dan Pakistan pun bermkinat membeli pesawat VIP seri CN235-200 itu dengan kapasitas 10 orang  dan dirancang anti peluru demi pertimbangan keamanan pemimpin negara-negara pemesan.
“Pesawat yang kami buat khusus untuk VIP adalah CN235-200 merupakan pesawat anti peluru,” kata Vice President Corporate Communication CN235-200,  Sonni Soleh Ibrahim.
Dengan teknologi anti peluru,  para penumpang pesawat terjaga dari serangan senjati api.  “Anti senjata api,  kalau ada yang tembak dari luar,  peluru tidak akan mengenai para penumpang di dalamnya,” ujar Sonni.
Apakah Presiden Republik Indonesia sudah menggunakan pesawat CN 235-200? Kalau Presiden SBY bertugas ke luar kota dengan 10 orang penumpang,  maka pesawat CN235-200 cocok dugunakan, tentu saja ongkosnya lebih irit.
Butuh 11 tahun untuk rancang pesawat tempur 
Dirgantara Indonesia butuh 11 tahun untuk membuat pesawat tempur (Sumber foto: http://3.bp.blogspot.com/)
Dirgantara Indonesia butuh 11 tahun untuk membuat pesawat tempur (Sumber foto: http://3.bp.blogspot.com/)
Sementara itu, diam-diam Indonesia sedang merangcang pesawat tempur sendiri dengan melibatkan produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia  sejak tahun 2010. Indonesia membutuhkan waktu 11 tahun untuk menyempurnakan rancangan pesawat tempur itu.
Pesawat tempur yang sedang dirancang Indonesia bernama Indonesia Fighter X (IFX).  “Namanya IFX yakni Indonesia Fighter X.  Jadi,  X itu nanti nama seri tersendiri,” kata Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Sonni Ibrahim.
Setidaknya untuk menyelesaikan proyek IFX ini harus melalui 4 tahapan. Tahap I yakni  Technology and Development,  tahap ini sudah selesai pada Desember 2012,  Tahap II Go no Go dan saat ini sedang berlangsung,  tahap III yakni tahap Enginering Development,  Protipe dan Sertifikasi dan tahap terakhir tahap IV produksi,  semuanya ini memakan waktu 11 tahun,  dan Indonesia akan punya pesawat tempur buatan sendiri.  Saat ini peran PT Dirgantara Indonesia , TNI, dan pemerintah  mendesain IFX.
Pesawat itu dikembangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Indonesia, pesawat tempur generasi 4,5 yakni Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) akan diluncurkan.
Direktur Utama PTN Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, untuk mengembangan pesawat yang lebih canggih dari F-16 dan di bawah F-35 ini, PT Dirgantara Indonesia  telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga insinyur ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat temput versi Indonesia dan Korsel.
Setelah desain dan prototipe selesai, pesawat tempur IFX versi Indonesia akan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia di Indonesia, sementara untuk versi KFX akan diproduksi di Korsel.
Untuk desain masing-masing pesawat tempur, akan disesuaikan untuk masing-masing misi setiap negara. Menurut Budi, secara kemampuan, PT Dirgantara Indonesia  tidak menghadapi masalah besar memproduksi pesawat tempur versi Indonesia karena telah berpengalaman melahirkan berbagai pesawat termasuk N-250. (Diolah dari tender-indonesia.com dan detik.com)

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking